Review Novel Samantha (Risa Saraswati)


Untuk kalian yang belum baca novel Danur, pasti asing dengan nama Samantha. Samantha itu sosok hantu belanda yang sempat bertemu dan mengobrol dengan Risa saat Risa kehilangan Peter CS. Untuk sekedar mengingatkan, kalian bisa baca lagi kisah Samantha di buku Danur. Daaaan... awal tahun ini akhirnya buku Samantha rilis!

Jujur aja sih, aku seneng banget akhirnya teh Risa (uluh sok kenal :v) rilis buku ini. Soalnya pas baca kisahnya Samantha di Danur, aku ngerasa simpati dan pengen tau lebiih sama kisah hidupnya. Anak sekecil itu harus mengalami ujian yang sangat sulit dan begitu menyayangi kedua orang tuanya, dan kenapa dia bisa seperti itu. Saat membacanyapun saya menikmatinya dan banyak sekali pesan moral yang bisa diambil dari sini, terutama untuk para orang tua.

Sebelum buku Samantha, Risa sudah merilis buku individuan Peter CS serta Asih. Jadi bisa dibilang kalau Samantha adalah sosok anak perempuan belanda pertama yang dijadikan buku ini.

Aku suka banget sama cover bukunya, warnanya pink (meski ga se-soft warna covernya Janshen). Terus di covernya juga ada gambar ilustrasi Samantha yang cantik dan lucu sekali :’) bukunya tidak terlalu tebal, hanya 202 halaman dengan 190 halaman cerita,  tapi isinya memuaskan. Ada pengalaman unik sih waktu aku baca novel ini. Pas dibagian akhir ketika Risa memanggil ‘narasumber’ kisah Samantha dan sosok  itu hadir dihadapan Risa. GA TAU KENAPA radanya super duper merinding. Padahal di chapter sebelumnya ga ngerasa gitu. Meski nanggung, aku buru-buru nutup buku itu terus tidur wkwkwkwk. Bagaimana dengan pengalamanmu?



Judul : Samantha
Penulis : Risa Saraswati
Penerbit : PT Bukune Kreatif Cipta
Tebal :  202 Halaman
Tahun Terbit : 2018
Harga : Rp. 67.100,- (2018)
No ISBN : 978-602-220-258-5
Dimensi : 140 mm x 200 mm

Terlalu lama aku melupakan Samantha, sosok hantu anak perempuan yang kutemui saat umurku masih belasan. Sampai malam ini, dia muncul dan bertanya dengan malu, apakah aku masih ingat padanya? Seketika, aku ingat janjiku pada anak cantik bersorot mata sedih dan kesepian itu untuk sering mengunjungina dan mengajak sahabat-sahabatku.

Aku benar- benar ceroboh telah melupakanya.

Namun, samantha tak marah padaku. Dia bilang “Aku selalu terkesan dengan pertemuan kita, kau juga kuanggap salah satu teman baikku. Dan yang terpenting. Sekarang, kau ingat aku bukan?”

Kini, pukul dua dini hari, kedua tanganku resah, tak sabar membuka laptop. Aku akan membiarkan jari-jari ini menulis banyak kata.

Samantha, berceritalah kepadaku. Izinkan aku menyelam kedalamnya, agar aku mengerti bagaimana sulitnya menjadi dirimu. Keinginanku hanya satu, membuatmu tak kesepian lagi.

------

Buku Samantha beralur maju-mundur. Dimulai dari pendeskripsian Samantha De Witt, si gadis kecil pemarah yang kurang kasih sayang orang tuanya. Lalu dilanjut dengan kisah masa lalu orang tuanya, berlanjut ke keadaan masa kini saat Samantha mengunjungi kembali Risa, lalu lanjut lagi ke kehidupan Samantha dan kembali lagi ke masa kini saat ia bercerita dengan Risa. Terlihat ribet dan membingungkan? ngga kok. Risa menulisnya dengan sangat rapi dan apik sehingga kita tidak akan kesulitan apalagi bingung saat membacanya.

Bersetting di kawasan Batavia dan Ciater tempo dulu jauh sebelum Nippon menginjakkan kaki ke Indonesia. Kisahnya Samantha ini bisa disebut drama (meskipun menurut saya tidak se-drama kisahnya Hendrick dan hans) Untuk sekedar mengingatkan, menurut risa, Smantha adalah sosok hantu perempuan yang berwujud (ehem) seperti orang sakit. Badan sangat kurus, rambut lepek berlendir, baju kotor, dsb. Berbeda dengan penampilan  sahabat kecilnya yang lain yang terlihat seperti manusia (tidak berwujud menyeramkan) dengan tampilan rapi dan bergaya dari zamannya.

Meski jika dilihat dari luar, kehidupan anak kecil ini terlihat normal. Mereka tidak kekurangan harta, orang tua bekerja, pada pembantu yang setia. Tapi ternyata Samantha ini sering sekali di abaikan oleh orang tuanya. Bahkan mungkin saja tak dianggap oleh orangtuanya, hal inilah yang membuat Samantha yang cantik dan manis berperilaku menyebalkan, tukang marah dan mungkin ‘jahat’, tapi itu semua dilakukan demi mendapatkan kembali perhatian orang tuanya. Meski Samantha sering marah dan galak pada para pembantunya, tapi para pembantunya sangat menyayangi si nona kecil. Bahkan, para pembantu dan pengasuhnyalah yang setia menemani sang nona kecil sampai ia meninggal.

Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Dan kenapa tuan dan nyonya De witt bisa mengabaikan gadis kecil selucu Samantha? Kalian harus baca kisah sekilasnya di Danur dan Kisah lengkapnya di Samantha.

---


Pesan Moral yang bisa diambil :
-          Jadilah orang tua yang baik
-          Untuk para orang tua atau orang-orang dewasa, Pahamilah kondisi anak (terutama anak kecil) dan polah tingkahnya.
-          Cintai dan sayangilah orang lain
-          Jangan sungkan untuk memaafkan orang lain dan jangan tebar janji sembarangan hwhwhw

Rate : 4,2/5

0 komentar:

Post a Comment